Senin, 23 Maret 2015

MAGNETISASI TUBUH MANUSIA DALAM LATIHAN TENAGA DALAM


Teramati bahwa seseorang mempelajari tenaga dalam melalui ilmu pernafasan mendapatkan kemanfaatan kesehatan jasmani, mempunyai kemampuan tertentu dan bagi yang peka mengalami dorongan putaran fisik.
Berdasarkan pengetahuan tentang bagaimana cara bernafas dan gejala-gejalanya, disimpulkan bahwa terjadi perubahan/penguatan sifat fisis tertentu pada tubuh manusia. Dari fenomena pada orang yang peka yaitu selalu mengalami gerak mekanik, sedangkan dari luar tubuhnya tidak ada sentuhan fisik dari orang atau benda lain. Di luar tubuh manusia terdapat medan magnet bumi. Interaksi mekanik terjadi pada tubuh jika tubuh berfungsi sebagai dipol magnet yang dapat dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Ini dapat terjadi jika di dalam tubuh terdapat proses magnetisasi. Satu-satunya zat tubuh yang dapat memagnetisasikan dirinya adalah darah, karena mengandung atom besi (Fe) dan Oksigen (O2) yang bersifat ferromagnetik dan paramagnetik.
Demikianlah analisis pada tulisan ini didasarkan pada prinsip-prinsip fisika, khususnya medan magnet dan elektromagnet beserta aspek-aspeknya. Disamping itu dikemukakan pula hasil empirik dari karunia Allah kepada manusia yaitu kekuatan pikir (power of mind).
Berikut (bagi yang berminat mempelajari) adalah pengertian dasar hukum-hukum alam tentang fisika magnet.
Hukum Biot Savart :
Arus listrik akan menghasilkan medan magnet imbasan. arah medan magnet memenuhi aturan putaran pembuka gabus yang arah majunya searah dengan arus listrik tersebut  suatu dipol magnet elementer dihasilkan oleh arus melingkar  .

Gaya magnet pada partikel bermuatan listrik yang bergerak.

Muatan listrik yang bergerak dalam medan magnet akan mendapat gaya magnet yang tegak lurus pada bidang yang dibuat oleh arah medan magnet, dan arah kecepatan partikel bermuatan tersebut, serta arahnya sesuai dengan majunya pembuka gabus yang diputar dari arah kecepatan ke arah medan magnet .

1 .GAYA MAGNET PADA DIPOL MAGNET.

Jika arah medan magnet adalah arah utara (U), sedangkan arah dipol magnet adalah Kutub Utara (KU), dan Kutub Selatan (KS), maka U akan menolak KU dan U akan menarik KS. Sebagai akibatnya dipol akan terputar jika kemudian KS ke arah U dan KU berlawanan dengan U, maka dipol tersebut akan tertarik oleh medan). Prinsip inilah yang menerangkan seseorang yang peka akan pengaruh medan magnet akan terdorong dan atau terputar.
Jika arus listrik yang dimaksud adalah arus yang berubah-ubah atau bolak-balik, maka akan dihasilkan medan magnet yang berubah-ubah atau bolak-balik.
Dalam keadaan ini medan magnet tersebut menjadi medan magnet elektromagnetik karena menghasilkan imbas arus listrik yang berubah-ubah pula.
Pengertian dasar medan magnet / electromagnet

2 . PERAN DARAH DALAM PERNAFASAN

Pernafasan adalah mekanisme aliran material dari luar dan dalam tubuh makhluk hidup dimana melalui aliran terjadi penyerapan zat-zat penting
dari luar oleh tubuh makhluk, sehingga keberlangsungan hidup terjadi. Oleh karenanya bagi manusia (sebagai makhluk hidup ) melakukan olah nafas dengan baik adalh dalam upaya memelihara keberlangsungan hidup.
Olah raga kebugaran (aerobik) adalah olah raga latihan otot-otot, sedemikian terjadi irama lambat dan cepat dari proses pernafasan, sehingga terjadi penyerapan udara dan oksigen semaksimal mungkin. Oleh karenanya, aerobik sangat dianjurkan oleh ahli kesehatan untuk memelihara kesehatan sebagai upaya memelihara keberlangsungan hidup.
Dalam latihan pernafasan di perguruan jurus setia prana terjadi proses penyerapan udara dan ditahan di dalam paru-paru, secara hampir bersamaan kontraksi tenaga didalam dada diarahkan keperut atau ulu hati  atau kedalam perut bawah . 

Nafas ditahan beberapa lama atau beberapa saat tertentu kemudian dilepaskan, demikian seterusnya.
Perlu diketahui bahwa dalam pernafasan manusia, ketika udara di dalam paru-paru, terjadi penyerapan oksigen (O2) oleh darah, secara bersamaan darah melepas beberapa fasa gas seperti (CO2).
Setelah menyerap oksigen, darah dikatakan sebagai darah bersih, sedangkan sebelum menyerap oksigen disebut sebagai darah kotor.
Dalam pernafasan biasa (termasuk ketika aerobik) terjadi berlimpahnya oksigen di paru-paru karena setiap saat terjadi aliran oksigen masuk ketika penarikan nafas.
Oleh karenanya darah (molekul darah) dengan mudahnya menyerap oksigen tanpa molekul-molekulnya melakukan suatau pengaturan diri.
Pada saat itu kita menahan nafas Jurus 1dan 10 , maka cadangan oksigen di dalam paru-paru secara berangsur-angsur diserap oleh darah yang terus mengalir, maka agar tiap molekul darah mendapatkan oksigen menurut jumlah yang sesuai, molekul darah perlu melakukan pengaturan, agar terjadi keseimbangan yang stabil.
Untuk itu perlu dipelajari sedikit tentang struktur molekul darah, sehingga pengaturan tersebut dapat diperkirakan dan diyakini terjadi.
Komponen pembentuk darah dalam penyerapan oksigen adalah molekul hemoglobin (butiran darah).
Hemoglobin adalah merupakan rantai protein yang mengandung atom besi (Fe) melalui ikatan tertentu, atom besi ini berfungsi dalam mengikat oksigen yang diserap oleh darah ketika melalui paru-paru dan melepasnya di sel-sel organ tubuh. 
Dari pelajaran bahan bacaan ilmiah biologi, struktur molekul hemoglobin bukanlah suatu struktur bulat dimana pusat massa di pusat molekul, tetapi merupakan suatau struktur memanjang dimana atom besi terpisah dengan rantai protein.
Kembali ke masalah pengaturan, maka dalam keadaan cadangan oksigen terbatas (nafas ditahan) darah akan mengambil posisi serial (berbaris) dengan urutan : atom besi – rantai protein – atom besi – rantai protein – dst.

Struktur Hemoglobin
Sebagai akibatnya darah dalam pembuluh darah akan membentuk barisan simetris, demikian juga posisi simetris dari pengikatan oksigen dalam darah. Posisi ini akan memudahkan proses pengikatan oksigen dan melepaskan oksigen (oksidasi), berarti akan terjadi kelancaran metabolisme penggantian sel-sel yang rusak.
Proses melepas dan menarik nafas secara perlahan tidak mengganggu stabilitas keteraturan itu.
Atom besi (Fe) adalah merupakan unsur transisi yang merupakan atom yang mempunyai sifat magnetik, dari yang sifat paramagnetik (bersifat magnetik karena adanya kesearahan spin elektron  di kulit atom terluar secara
sederhana) sampai ke sifat ferromagnetik (sangat magnetik, seperti pada molekul besi).
Berkaitan dengan pengertian ini maka molekul hemoglobin yang teratur mengakibatkan darah bersifat magnetik teratur atau bersifat terpolarisasi magnetik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar