Kamis, 02 April 2015

KEGUNAAN UTAMA TENAGA DALAM

Tenaga dalam, sebagai tenaga ekstra antara lain berguna untuk:
-         menghasilkan tenaga ekstra untuk menghancurkan benda keras.
-         menghasilkan tenaga ekstra untuk memperkuat benda lemah.
-         meningkatkan stabilitas atau kemantapan tubuh.
-         meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh.
-         meningkatkan stamina atau ketahanan tubuh.
-         memperkuat denyut jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh.
-         menangkal racun, virus, dan kuman, dan menyembuhkan penyakit.
-         meningkatkan produksi hormon untuk sensasi, persepsi atau penginderaan.
-         mempekakan penginderaan pancaindera.
-         membangkitkan penginderaan keenam atau ekstra (extra sensory perception, ESP)
-         melakukan telepati, telekinesa atau psikokinesa, dan semacamnya.
-         meringankan tubuh dalam berlari dan melompat atau meloncat.
-         dan lain sebagainya, yang bermanfaat bagi diri sendiri atau pun orang lain.

PENGGUNAAN TENAGA DALAM UNTUK PENYEMBUHAN DAN PEMULIHAN.
Secara garis besar, berdasarkan pada fisika, kimia, biologi, fisiologi, psikologi, dan medika, pada dasarnya atau intinya, penyakit apa pun yang berlangsung, terjadi, atau menimpa suatu bio-organisme, terutama manusia, adalah karena terganggunya keseimbangan fisik dan atau psikik, terlepas dari sumber gangguan yang beragam. Penyembuhan dan pemulihan adalah dimaksudkan untuk mengembalikan keadaan ke keseimbangan semula.
Gangguan keseimbangan ini terjadi karena tak berperan atau tak berfungsinya satu atau lebih elemen tubuh, fisik atau pun psikik, secara sebagaimana mustinya. Gagal beroperasi, karena terhambat, atau samasekali tak beroperasi karena rusak. Dalam penyembuhan dan pemulihan, penghambatan harus disingkirkan, kegagalan dan kerusakan harus diperbaikan, dikembalikan ke keadaan semula.
Meski secara kodrati tak semua penyakit dapat dengan mudah disembuhkan dan dipulihkan secara utuh ke keadaan semula, tapi setidaknya sebagian besar kini dapat ditangani dengan baik. Penyakit yag tergolong sulit disembuhkan atau dipulihkan adalah kerusakan neuron nukleon atau sel saraf pusat di otak, karena neuron tak bersifat generativ dan reformativ seperti sel somatik atau sel tubuh, dengan sedikit pengecualian untuk neuron ganglion atau sel saraf tepi, yang dalam beberapa kasus dapat melakukan reformasi neuronik asalkan tak rusak total. Dengan kata lain, neuron tak bergenerasi dan neuron rusak tak sepenuhnya dapat diperbaiki, kecuali diganti dengan transplantasi atau implantasi sel cikal (stem cell).
Untuk melakukan semua ini, dibutuhkan tenaga atau energi, dalam bentuk bio-energi atau energi elektro-biokimiawi. Makin berat suatu penyakit, makin besar energi dibutuhkan untuk reformasi dan atau regenerasi selular. Dan bio-energi besar dapat diperoleh melalui teknik respirasi aerobik eksternal pranayama. Dan sebagaiman telah dijelaskan diatas bahwa tenaga adalah fungsi gaya dan juga fungsi daya, untuk penyakit berat, catu energi harus dilakukan berulang-kali, sehingga terjadi efek kumulativ.

LOKALISASI SUMBER GANGGUAN
Sebagaimana telah diuraikan diatas, berdasarkan pada fisika, energi adalah radiasi, absorpsi atau pun emisi, atau pancaran dalam bentuk penyerapan atau pelepasan tenaga. Juga telah dijelaskan pula diatas bahwa energi membangkitkan medan (field) di lokasi dan lingkungan operasi dinamikanya. Makin besar atau kuat energi, makin luas dan kuat medannya. Telah dijelaskan pula bahwa medan radiasi energi ini membentuk selubung tubuh fisik, somafir alias aura.
Berdasarkan pada fisika, kekuatan (strength) atau intensitas (intensty) [I] dari suatu energi adalah tenaga per satuan luas permukaan atau area [A] dan jangka waktu [t], alias daya (power) [P] per luas permukaan. Sehingga intensitas aura dapat dinyatakan dalam formula matematika fisika sebagai berikut.

I = P / A = E / (A . t) = (F . s) / (A . t) = (F . v) / A
dimana,
E, tenaga (energy), dalam J (Joule)
F, gaya (force), dalam N (Newton)
P, daya (power), dalam W (Watt)
A, luas (area), dalam m^2 (meter persegi)
I, intensitas, dalam W/m^2 (Watt per meter persegi)
v, kecepatan (velocity), dalam m/s (meter per second)
s, jarak ruang (space distance), dalam m (meter)
t, jangka waktu (time duration), dalam s (second)

Tubuh normal akan menghasilkan radiasi energi yang relativ merata, vibrasi atau getaran gelombang energi pun terasa merata di semua titik atau normal, kecuali di beberapa titik aktivitas penginderaan akan lebih aktiv, sehingga aura akan tampak relativ stabil. Jika ada gangguan terhadap satu atau beberapa organ tubuh, sehingga organ tersebut sakit atau rusak, yang berarti distribusi bio-energi ke dan dari organ tersebut terhambat atau tak berlangsung sebagaimana mestinya, maka dengan sendirinya radiasi di organ tersebut lemah, redup dan bahankan padam, dan ini terasa sebagai vibrasi sangat lemah atau bahkan hampir tak terasa, dan tampak sebagai distorsi warna cahaya tampak dalam aura.
Lain daripada itu, dengan sendirinya temperatur atau suhu organ terganggu pun tak normal, berbeda dengan suhu normal organ lain tubuh di sekitarnya. Meski demikian mutlak dibutuhkan pembelajaran dan latihan penginderaan untuk membangun kepekaaan untuk mendeteksi dan menentukan secara tepat lokasi gangguan. Artinya tak cukup dengan teori, tapi melalui praktek.

PENYEMBUHAN DAN PEMULIHAN MENGGUNAKAN TENAGA DALAM
Penyembuhan dan pemulihan gangguan organik bio-organisme menggunakan tenaga prana, pada dasarnya adalah dengan cara transfer energi ke lokasi organ terganggu dengan maksud membobol hambatan dan merangsang sel, membangkitkan enzim dan memicu produksi hormon di kelenjar terdekat, dan memberikan catu energi untuk berbagai sel di organ tersebut agar dapat melakukan respirasi.
 Pertama respirasi non-aerobik, dan kemudian disusul dengan respirasi aerobik internal, sampai akhirnya organ tersebut dapat merespons respirasi aerobik eksternal. Sedemikian sehingga organ tersebut dapat kembali melakukan sintesa dan analisa elektro-biokimiawi, metabolisme anabolik dan katabolik, melakukan reformasi dan regenerasi selular, sampai kembali berfungsi dan beroperasi normal sebagaimana mestinya.
Perlu dimengerti dan dipahami bahwa penyembuhan dan pemulihan via tenaga dalam tak terjadi seketika, tapi tetap dibutuhkan proses, yang cukup menyita waktu dan sudah tentu tenaga dalam tersebut sendiri, bergantung pada tingkat gangguan atau stadium penyakit. Artinya, penderita tak selalu seketika segera pulih

Dalam kasus penyembuhan penyakit berat, kronik, atau akut, beberapa orang sumber daya tenaga dalam dapat berkolaborasi atau bekerjasama untuk menghasilkan efek tenaga dalam berlipat ganda. Cara ini tentu juga memerlukan latihan dan praktek kerjasama tim (team work), tak sesederhana seperti diperikan secara teoritik disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar